Keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu syarat suatu wilayah geografis terpadu yang memiliki situs warisan geologi, budaya, dan bentang alam yang bernilai bisa ditetapkan sebagai geopark. Di sisi lain, pengelolaan secara berkelanjutan menjadi sebuah komitmen yang ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat.
“Geopark itu tujuan utamanya adalah kesejahteraan masyarakat, dengan pilar utama konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Konsep geopark merangkum destinasi wisata sehingga memiliki filosofi makna dan ruh. Empat rute Geopark Meratus bukan destinasi baru, tetapi kami ingin membangun kembali, sehingga masyarakat juga menerima manfaat dari geopark,” kata Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM), Hanifah Dwi Nirwana, di Banjarbaru, Selasa (26/9/2023).
Hal ini senada dengan yang dikatakan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, saat sosialisasi Geopark Meratus “The Soul of Borneo” beberapa waktu lalu, bahwa kelestarian Geopark Meratus menjadi tanggung jawab bersama, agar generasi yang akan datang bisa menikmati keindahan dan kekayaan alam yang ada. Hal ini adalah misi besar yang tergambar dalam slogan geopark, yaitu “Melestarikan Bumi Menyejahterakan Masyarakat”.
Sementara itu, Wakil Ketua BPGM, Nurul Fajar Desira, mengatakan pemerintah harus mengelola Geopark Meratus berbasis kelestarian alam, menjaga adat istiadat budaya, kemudian memastikan ekonomi berkelanjutan melalui geowisata.
“Ini dilakukan terus menerus, untuk jangka panjang. Geopark Meratus pertama di Kalimantan, ketika kita mengusulkan ke Unesco, yakinkan bahwa geosite dikelola secara baik, dan ekonomi masyarakat tumbuh,” kata Fajar.
Untuk mengembangkan Geopark Meratus ini, Pemprov Kalsel menggandeng sejumlah mitra seperti instansi pemerintah, badan usaha, media, komunitas/ kelompok masyarakat, akademisi, dan perorangan, selain sosialisasi dan pelatihan terus menerus untuk menyiapkan masyarakat sekitar situs.
Logo Geopark Meratus juga telah bertransformasi dan tengah dalam pengajuan mendapatkan hak cipta, dimana logo ini memiliki makna menyeluruh, dengan merefleksikan permata dari berlian intan Meratus, budaya suku Banjar, kawasan pegunungan Meratus sebagai sumber kehidupan masyarakat Kalsel, dan jiwa kesetaraan yang tinggi melalui interaksi sosial suku Dayak Meratus, suku Banjar, dan suku lainnya.
Disebutkan Fajar, saat ini tengah disusun paket wisata ke empat rute Geopark Meratus dengan berbagai pilihan, yang akan disosialisasikan kepada seluruh anggota ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies). Paket ini juga akan dipromosikan melalui berbagai event strategis untuk menarik minat wisatawan.
“Kalau sudah siap, itulah nanti yang akan kita tawarkan dimulai dari Surabaya (Pamor Borneo), kemudian nanti ada event di Bali, dan pada setiap kesempatan dimana kita bisa mempromosikan paket wisata tersebut,” kata Fajar. MC Kalsel/scw
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id